Minggu, 10 Februari 2013

Kemampuan Bicara Dan Bahasa Anak Anda

Sumber Google image
Anak anda berusia 2 tahun dan masih belum lancar berbicara. Ia dapat mengucapkan beberapa patah kata, tetapi bila dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya, anak anda tampak lambat berbicara. Sedangkan kakaknya dulu sudah dapat mengucapkan satu kalimat lengkap saat seusianya. Karena anda mengira ini bukan hal penting, anda tidak terlalu mengkhawatirkannya. Ada anak yang cepat belajar dan ada pula anak yang kurang cepat belajar, demikian pikir anda.

Sikap seperti diatas tersebut sering ditemui pada orang tua yang anaknya terlambat berbicara. Orang tua semacam ini umumnya tidak terlalu peduli kecuali anak mereka juga memperhatikan bahwa anak mereka juga lambat dalam hal lain. Mereka kadang-kadang terlalu menganggap ringan hal seperti ini.

Jangan Menunggu Untuk Memeriksakan Anak Anda

Anak yang berusia 12 sampai 18 bulan seharusnya segera dibawa ke tangan profesional untuk diperiksa jika orang tua menduga adanya gangguan kemampuan untuk berkomunikasi. Orang tua juga seharusnya segera memeriksakan anaknya jika anaknya tidak memberikan respons terhadap suara. Pemeriksaan dini sangat penting bila memang ternyata ada masalah. Sedangkan bila ternyata tidak ada masalah, kekhawatiran orang tua setidaknya dapat dikurangi.

Hasil pemeriksaan dapat bermacam-macam. Mungkin seorang anak yang dianggap terlambat berbicara oleh orang tuanya sebenarnya tidak mengalami masalah apa-apa tetapi orang tuanya saja yang terlalu khawatir akan anaknya. Dalam hal ini orang tua perlu diberi informasi mengenai tahap-tahap perkembangan seorang anak agar orang tua lebih mengerti. Sebaliknya, jika memang anak memang dinyatakan terlambat berbicara oleh seorang profesional, maka orang tua dapat membantu anaknya dalam mengembangkan keterampilan berbahasa. Jika memang ada gangguan bicara, bahasa, pendengaran, atau perkembangan, pertolongan yang diberikan sejak dini akan membantu anak agar terhindar dari masalah belajar di masa depannya.

Ada perbedaan antara bicara dan bahasa. Bicara adalah pengucapan; yang menunjukkan keterampilan seseorang mengucapkan suara dalam suatu kata. Bahasa berarti menyatakan dan menerima informasi dalam suatu cara tertentu. Bahasa merupakan salah satu cara berkomunikasi. Seorang anak yang mengalami gangguan berbahasa mungkin saja dapat mengucapkan suatu kata dengan jelas tetapi ia tidak dapat menyusun dua kata dengan baik. Sebaliknya, ucapan seorang anak mungkin sedikit sulit untuk dimengerti, tetapi ia dapat menyusun kata-kata yang benar untuk menyatakan keinginannya. Masalah bicara dan bahasa sebenarnya berbeda tetapi kedua masalah ini sering kali tumpang tindih.

Apa Penyebab Keterlambatan Bicara Atau Bahasa?

Ada banyak alasan  terjadinya keterlambatan perkembangan berbicara dan berbahasa. Keterlambatan berbicara yang terjadi pada seorang anak yang perkembangannya dalam bidang lain normal jarang disebabkan oleh kelainan fisik, seperti kelainan lidah atau langit-langit mulut.

Tetapi, gangguan pendengaran umumnya berkaitan dengan keterlambatan berbicara. Jika seorang anak mengalami gangguan pendengaran, maka ia akan mengalami kesulitan dalam memahami, menirukan, dan menggunakan bahasa. Infeksi telinga, khususnya infeksi kronik, dapat mempengaruhi kemampuan mendengar. Ini merupakan alasan mengapa perawatan dini harus segera diberikan kepada seorang anak atau bayi yang mengalami infeksi telinga. Infeksi telinga dapat disembuhkan dengan baik jika pertolongan segera diberikan dan tidak akan menyebabkan terjadinya gangguan berbicara.

Sejumlah anak yang mengalami keterlambatan berbicara mungkin mengalami masalah motorik oral, artinya ada gangguan dalam pengolahan atau penyampaian sinyal dari pusat bicara di otak. Seorang anak seperti ini akan mengalami kesulitan dalam mengendalikan bibir, lidah, dan rahangnya untuk mengucapkan suatu kata. Gangguan bicaranya tersebut dapat disertai dengan gangguan motorik oral lainnya seperti gangguan saat makan. Gangguan berbicara sering kali menunjukkan adanya gangguan perkembangan lain yang lebih luas.

Apa Yang Sebaiknya Dilakukan Oleh Orang Tua?

Orang tua yang mengetahui penyebab keterlambatan dapat membantu perkembangan berbicara anaknya. Sebagaimana diketahui, perkembangan berbicara merupakan kombinasi antara kemampuan alami anak dan pengasuhan orang tua. Seorang anak mempunyai kemampuan alami didalam dirinya dalam hal berbicara dan berbahasa. Selain itu, lingkungan sekitarnya juga mempengaruhi kemampuan berbicara dan berbahasa seorang anak. Jika rangsangan untuk berbicara dan berbahasa dirasakan kurang oleh anak maka tentu saja keterampilan bicara dan bahasanya tidak akan terasah.

Orang tua sebaiknya mulai berkomunikasi dengan anaknya bahkan sejak anaknya masih bayi, yang dapat dilakukan dengan membacakan buku cerita. Anda tidak perlu membacakan seluruh isi buku; bahkan bayi usia 18 sampai 24 bulan mungkin tidak akan mau berlama-lama diam mendengarkan cerita anda.  Cobalah untuk membacakan buku yang cukup ringan untuk seorang bayi. Olahlah suara anda saat membacakan cerita agar bayi anda memberikan respons. Atur pula nada berbicara anda agar terdengar berirama dan menyenangkan bagi bayi.

Evaluasi Perkembangan Bicara Dan Bahasa

Anda harus segera memeriksakan anak anda jika:
-          Anak anda yang berusia 2 atau 3 tahun hanya dapat menirukan pembicaraan atau sikap tetapi tidak dapat mengucapkan kata-kata dengan spontan.
-          Ia hanya dapat mengucapkan suara atau kata tertentu berulang-ulang.
-          Suaranya terdengar “aneh” sehingga kata-katanya sulit dimengerti.
-          Ia tidak dapat mengucapkan kata-kata untuk menyampaikan keinginannya.
-          Ia tidak dapat melakukan perintah sederhana.
Evaluasi yang dilakukan umumnya meliputi evaluasi terhadap keterampilan berbicara dan berbahasa seorang anak sesuai dengan perkembangannya. Ia akan diuji dan diamati oleh seorang ahli agar diketahui tingkat perkembangannya. Keteranpilannya dalam mengerti dan mengekspresikan sesuatu, pendengarannya, dan keadaan motorik oralnya akan dipelajari.

Bila ia dinyatakan memerlukan terapi bicara, maka anda sebagai orang tua sebaiknya ikut terlibat.

Tahap Perkembangan

Tahap perkembangan umum seorang anak:
-          Sebelum 12 bulan
Orang tua sebaiknya mengamati anaknya apakah ia dapat menggunakan suaranya untuk berhubungan dengan lingkungannya. Pada usia ini, anak umumnya tertarik dengan suar-suara. Seorang bayi yang hanya melihat dengan penuh perhatian tetapi tidak memberikan respons pada suara menunjukkan adanya gangguan pendengaran.
-          Usia 12 sampai 15 bulan
Anak pada usia ini mulai menunjukkan kemampuan berbicaranya dengan mulai menggumamkan suara-suara dan mengucapkan satu atau dua patah kata dengan jelas. Biasanya kata-kata awalnya berupa kata benda. Anak usia ini juga sudah mulai dapat memahami dan menuruti perintah sederhana dari anda seperti “ambilkan mainan”.
-          Usia 18 sampai 24 bulan
Anak usia ini mempunyai sekitar 50 kata dalam perbendaharaan katanya dan saat ia mulai mencapai usia 2 tahun akan mulai dapat menyusun kata-kata, seperti “ayah tidur” atau “kucing lompat”. Pada usia ini, anak mulai dapat mengerti tentang konsep, seprti konsep ruang yaitu diluar, didalam, disamping, dan sebagainya.
-          Usia 2 sampai 3 tahun
Umumnya anak usia ini mengalami perkembangan pesat dalam kemampuan berbicaranya. Perbendaharaan katanya sangat meningkat dan ia mulai dapat menyusun kalimat dengan 3 atau lebih kata-kata. Kemampuan pemahaman seorang anak juga akan meningkat, ia akan mulai mengerti perintah seperti “letakkan di atas meja” atau “letakkan di bawah tempat tidur”. Ia juga mulai mengerti konsep deskriptif seperti besar dan kecil dan indentifikasi warna.

(cfs/kidshealth.org) & http://www.old.pediatric.com

Read More..

Kejang Pada Anak


Kejang [google image]
Kejang disebabkan oleh pelepasan hantaran listrik yang abnormal di otak. Gejala-gejala yang timbul dapat bermacam-macam tergantung pada  bagian otak yang terpengaruh, tetapi umumnya kejang berkaitan dengan suatu sensasi “aneh”, kekakuan otot yang tidak terkendali, dan hilangnya kesadaran.

Kejang dapat terjadi akibat adanya kelainan medis. Rendahnya kadar gula darah, infeksi, cedera kepala, keracunan, atau overdosis obat-obatan dapat menyebabkan kejang. Selain itu, kejang juga dapat disebabkan oleh tumor otak atau kelainan saraf lainnya. Kurangnya oksigen ke otak juga dapat menyebabkan kejang. Pada beberapa kasus, penyebab kejang mungkin tidak diketahui. Kejang yang terjadi berulang mungkin merupakan suatu indikasi akan adanya suatu kondisi kronik yang dikenal sebagai epilepsi.

Kejang demam merupakan kejang yang cukup sering dijumpai pada anak-anak yang berusia dibawah 5 tahun. Kejang demam dapat timbul bila seorang anak mengalami demam tinggi, biasanya suhu tubuh meningkat dengan cepat mencapai 39 derajat Celsius atau lebih. Walaupun hal ini sangat mengkhawatirkan bagi orang tua, kejang seperti ini umumnya terjadi singkat dan jarang menimbulkan masalah, kecuali bila demam yang terjadi berkaitan dengan infeksi serius seperti meningitis. Anak yang mengalami kejang demam tidak mempunyai kecenderungan untuk mengalami epilepsi.

Apa Yang harus Dilakukan

Anak yang mengalami kejang harus dibaringkan di tempat yang aman agar tidak ada kemungkinan jatuh. Jauhkan benda-benda disekitarnya agar tidak mengganggu. Longgarkan pakaiannya di sekitar kepala dan leher.  Hati-hati bila memasukkan benda-benda di antara gigi anak karena benda tersebut dapat masuk dan membuntu jalan nafas anak. Jangan menahan gerakan-gerakan anak seperti memegangi tangan atau kakinya. Segera miringkan anak apabila kejang telah berhenti.
Selain itu segera hubungi dokter terutama bila:
-          anak tampak kesulitan bernafas
-          anak tampak berwarna kebiruan
-          anak mengalami cedera pada kepalanya
-          anak tampak sakit
-          anak memiliki suatu penyakit bawaan yang mungkin membahayakan seperti kelainan jantung
-          anak sebelumnya dicurigai telah menelan zat-zat tertentu yang dapat menyebabkan keracunan

Jika anak tampak bernafas dengan normal dan kejang hanya terjadi beberapa menit saja, anda dapat menghubungi dokter setelah kejang selesai. Jika seorang anak baru sekali mengalami kejang, segera hubungi dokter bila hal ini terjadi. Sedangkan bila seorang anak sebelumnya pernah mengalami kejang, hubingi dokter bila kejang terjadi lebih dari 5 menit, atau bila kejang yang timbul lain dari kejang yang biasanya timbul.

Umumnya setelah kejang, anak akan tidur dengan “nyenyak”. Periode ini merupakan suatu periode yang dikenal sebagai periode postictal. Hal ini merupakan hal yang normal, dan sebaiknya anak tidak usah berusaha dibangunkan. Jangan memberikan makan atau minum kepada anak bila anak belum benar-benar terbangun dan sadar.

Bila anak memang dinyatakan mengalami kejang demam oleh dokter, umumnya dokter akan menyarankan  agar anak diberi obat penurun panas bila anak demam agar demam dapat terkendali sehingga kejang dapat dicegah. Selain itu, dokter juga akan menyarankan untuk mengkompres anak dengan kain basah untuk membantu mendinginkan anak.
(cfs/kidshealth.org) & http://www.old.pediatric.org


Read More..