Pemeriksaan analisa gas darah penting untuk menilai keadaan fungsi paru-paru. Pemeriksaan dapat dilakukan melalui pengambilan darah astrup dari arteri radialis, brakhialis, atau femoralis. Beberapa hal penting yang perlu di perhatikan dalam pengambilan darah ini meliputi :
Gunakan tehnik steril
Hindari penusukan yang sering pada tempat yang sama untuk mencegah aneurisma
Jangan menusukkan jarum lebih dari 0,5 cm
Harus mengetahui anatomi untuk mencegah terjadinya penusukan pada saraf
Lakukan palpasi sebelum di lakukan penusukan
Bila perlu pengulangan pemeriksaan analisa gas darah dokter akan memasang “arteri line”
Tujuan : memperoleh darah arterial untuk analisa gas darah atau test diagnostik yang
lain
Cara melakukan pengambilan darah arteri/astrup yaitu :
Siapkan alat-alat yang di butuhkan ;
Syringe 2,5 cc , heparin kapas alkohol / betadin lembab dan kering steril, gabus, pengalas, plester, sarung tangan, label dengan identitas pasien
Jelaskan pada pasien tindakan dan tujuan di lakukan pengambilan darah arteri
Cuci tangan
Pasien dalam posisi nyaman dengan lengan ekstensi
Tentukan daerah / lokasi penusukan lengan melakukan palpasi (radialis atau brakhialis)
f.Pakai sarung tangan (glove)
Bersihkan daerah penusukan dengan antiseptik
Ambil kapas alkohol / betadin dan lakukan palpasi lagi, pertahankan ujung jari pada posisi arteri yang tepat
Ambil spuit dan jarum yang sudah diisi dengan antikogulan
Lakukan penusukan pada daerah arteri yang dituju dengan sudut jarum
300 - 450 untuk daerah radialis dan 450 - 600 untuk daerah brakhialis dan 90 % untuk daerah femoralis
Perhatikan dasar spuit terhadap adanya pulpasi darh yang masuk dalam spuit dan stop jarum bila sudah terlihat
Biarkan darah masuk kedalam spuit secara spontan tanpa diaspirasi sebanyak 2 cc
Ambil kapas alkohol/betadine dan hapus pada bagian atas daerah penusukan dan angkat spuit berikut jarum, segera lakukan penekanan.
Penekanan ini dipertahankan selama 5 – 10 menit dengan menggunakan kapas kering steril (bila perlu plester)
Bersihkan daerah penusukkan dengan menggunakan kapas steril terhadap darah yang keluar dari daerah penusukan
Lakukan infeksi dan palpasi terhadap daerah penususkan untuk mendeteksi adanya perdarahan, dan lakukan balut tekan bila terjadi perdarahan terus menerus
Siapkan darah untuk pemeriksaan analis, buang udara yang terdapat dalam spuit dan tusukkan jarum pada gabus
Beri label ; nama, jam pengambilan, suhu dan ruangan
Letakkan spuit darah kedalam tabung / kontainer /plastik yang berisi es
Sarung tangan dilepas dan perawat mencuci tangan
Catat / dokumentasi terhadap informasi yang diperlukan paform pengisian
Kirim specimen darah tersebut segera ke laboratorium
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil analisa gas darah meliputi :
a.Suhu, pada suhu 370 c selama 10 menit PH akan berubah, 0,10 ; PaCO21 mmhg dan PO2 0,7 mmhg, sedangkan pada suhu 40 dalam 10 menit PH berubah 0,01 ; PaCO2 0,01 mmhg dan PaO2,07 mmhg. Sebaiknya darah dimasukkan kedalam es untuk menghindari / mengurangi metabolisme dan mencegah konsumsi oksigen dan karbondioksida yang dapat mempengaruhi nilai
b.Darah yang diambil, darah arteri merupakan contoh baku untuk pemeriksaaan analisa gas darah
c.Pemakaian heparin, jangan lebih dari 0,05 cc untuk 1 cc darah (cukup membilas spuit dengan heparin)
d.Gelembung udara dalam spuit, yang akan mempengaruhi CO2 dan O2
Komponen yang diperiksa dalam analisa gas darah meliputi :
PH (normal : 7,35 – 7,45)
PH akan menggambarkan konsentrasi ion H+ dalam tubuh. Ada peningkatan atau penuruna ion H+ akan mempengaruhi stabilitas dari PH cairan tubuh. Bila ion H+ meningkat PH akan rendah dan bila ion H+ menurun PH akan meningkat
PaCO2 (normal : 35 – 45 mmhg)
PaCO2 adalah tekanan partial yang ditimbulkan oleh CO2 yang terlarut. PaCO2 ini merupakan parameter untuk mengetahui fungsi respirasi dan menentukan cukup tidaknya ventilasi alveolar. Bila PaCO2 rendah menunjukkan adanya hyperventilasi karena rangsangan pernafasan dan bila PaCO2 tinggi (hypoventilasi) menunjukkan adanya kegagalan ventilasi alveolis. Pada PaCO2 rendah konsentrasi ion H+ akan rendah dan PH meningkat, sedangkan bila terjadi peningkatan PaCO2 konsentrasi ion H+ akan mengingat dan PH menjadi rendah
PaO2 (normal : 80 – 100 mmhg)
PaO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh oksigen yang terlarut dalam darah. PaO2 akan memberikan petunjuk cukup tidaknya oksigenisasi darah arteri
Base Ekses (E . E) (normal ± 2 / 2,5 mEQ / 1)
Menggambarkan secara langsung kelebihan basa kuat / kekurangan asam tetap atau kekurangan basa / kelebihan asam.
Bila nilai positif menunjukkan kelebihan basa dan bila nilai negatif menunjukkan kelebihan asam
TCO2 (normal : 24 -31 mmhg)
Total CO2 yang terdapat dalam plasma, yang meliputi asam karbonat, bikarbonat dan senyawa karbamino. TCO2 dapat digunakan sebagai petunjuk klinik gangguan keseimbangan asam untuk memperkirakan kelebihan atau kekurangan basa karena perbandingan bikarbonat dan asm bikarbonat 20 : 1
Sat. O2 (normal : 96 -100 %)
Derajat kejenuhan Hb dengan oksigen. Sat O2 sangat membantu untuk menghitung kandungan oksigen dalam darah.
Gunakan tehnik steril
Hindari penusukan yang sering pada tempat yang sama untuk mencegah aneurisma
Jangan menusukkan jarum lebih dari 0,5 cm
Harus mengetahui anatomi untuk mencegah terjadinya penusukan pada saraf
Lakukan palpasi sebelum di lakukan penusukan
Bila perlu pengulangan pemeriksaan analisa gas darah dokter akan memasang “arteri line”
Tujuan : memperoleh darah arterial untuk analisa gas darah atau test diagnostik yang
lain
Cara melakukan pengambilan darah arteri/astrup yaitu :
Siapkan alat-alat yang di butuhkan ;
Syringe 2,5 cc , heparin kapas alkohol / betadin lembab dan kering steril, gabus, pengalas, plester, sarung tangan, label dengan identitas pasien
Jelaskan pada pasien tindakan dan tujuan di lakukan pengambilan darah arteri
Cuci tangan
Pasien dalam posisi nyaman dengan lengan ekstensi
Tentukan daerah / lokasi penusukan lengan melakukan palpasi (radialis atau brakhialis)
f.Pakai sarung tangan (glove)
Bersihkan daerah penusukan dengan antiseptik
Ambil kapas alkohol / betadin dan lakukan palpasi lagi, pertahankan ujung jari pada posisi arteri yang tepat
Ambil spuit dan jarum yang sudah diisi dengan antikogulan
Lakukan penusukan pada daerah arteri yang dituju dengan sudut jarum
300 - 450 untuk daerah radialis dan 450 - 600 untuk daerah brakhialis dan 90 % untuk daerah femoralis
Perhatikan dasar spuit terhadap adanya pulpasi darh yang masuk dalam spuit dan stop jarum bila sudah terlihat
Biarkan darah masuk kedalam spuit secara spontan tanpa diaspirasi sebanyak 2 cc
Ambil kapas alkohol/betadine dan hapus pada bagian atas daerah penusukan dan angkat spuit berikut jarum, segera lakukan penekanan.
Penekanan ini dipertahankan selama 5 – 10 menit dengan menggunakan kapas kering steril (bila perlu plester)
Bersihkan daerah penusukkan dengan menggunakan kapas steril terhadap darah yang keluar dari daerah penusukan
Lakukan infeksi dan palpasi terhadap daerah penususkan untuk mendeteksi adanya perdarahan, dan lakukan balut tekan bila terjadi perdarahan terus menerus
Siapkan darah untuk pemeriksaan analis, buang udara yang terdapat dalam spuit dan tusukkan jarum pada gabus
Beri label ; nama, jam pengambilan, suhu dan ruangan
Letakkan spuit darah kedalam tabung / kontainer /plastik yang berisi es
Sarung tangan dilepas dan perawat mencuci tangan
Catat / dokumentasi terhadap informasi yang diperlukan paform pengisian
Kirim specimen darah tersebut segera ke laboratorium
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil analisa gas darah meliputi :
a.Suhu, pada suhu 370 c selama 10 menit PH akan berubah, 0,10 ; PaCO21 mmhg dan PO2 0,7 mmhg, sedangkan pada suhu 40 dalam 10 menit PH berubah 0,01 ; PaCO2 0,01 mmhg dan PaO2,07 mmhg. Sebaiknya darah dimasukkan kedalam es untuk menghindari / mengurangi metabolisme dan mencegah konsumsi oksigen dan karbondioksida yang dapat mempengaruhi nilai
b.Darah yang diambil, darah arteri merupakan contoh baku untuk pemeriksaaan analisa gas darah
c.Pemakaian heparin, jangan lebih dari 0,05 cc untuk 1 cc darah (cukup membilas spuit dengan heparin)
d.Gelembung udara dalam spuit, yang akan mempengaruhi CO2 dan O2
Komponen yang diperiksa dalam analisa gas darah meliputi :
PH (normal : 7,35 – 7,45)
PH akan menggambarkan konsentrasi ion H+ dalam tubuh. Ada peningkatan atau penuruna ion H+ akan mempengaruhi stabilitas dari PH cairan tubuh. Bila ion H+ meningkat PH akan rendah dan bila ion H+ menurun PH akan meningkat
PaCO2 (normal : 35 – 45 mmhg)
PaCO2 adalah tekanan partial yang ditimbulkan oleh CO2 yang terlarut. PaCO2 ini merupakan parameter untuk mengetahui fungsi respirasi dan menentukan cukup tidaknya ventilasi alveolar. Bila PaCO2 rendah menunjukkan adanya hyperventilasi karena rangsangan pernafasan dan bila PaCO2 tinggi (hypoventilasi) menunjukkan adanya kegagalan ventilasi alveolis. Pada PaCO2 rendah konsentrasi ion H+ akan rendah dan PH meningkat, sedangkan bila terjadi peningkatan PaCO2 konsentrasi ion H+ akan mengingat dan PH menjadi rendah
PaO2 (normal : 80 – 100 mmhg)
PaO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh oksigen yang terlarut dalam darah. PaO2 akan memberikan petunjuk cukup tidaknya oksigenisasi darah arteri
Base Ekses (E . E) (normal ± 2 / 2,5 mEQ / 1)
Menggambarkan secara langsung kelebihan basa kuat / kekurangan asam tetap atau kekurangan basa / kelebihan asam.
Bila nilai positif menunjukkan kelebihan basa dan bila nilai negatif menunjukkan kelebihan asam
TCO2 (normal : 24 -31 mmhg)
Total CO2 yang terdapat dalam plasma, yang meliputi asam karbonat, bikarbonat dan senyawa karbamino. TCO2 dapat digunakan sebagai petunjuk klinik gangguan keseimbangan asam untuk memperkirakan kelebihan atau kekurangan basa karena perbandingan bikarbonat dan asm bikarbonat 20 : 1
Sat. O2 (normal : 96 -100 %)
Derajat kejenuhan Hb dengan oksigen. Sat O2 sangat membantu untuk menghitung kandungan oksigen dalam darah.