Dalam melakukan
pemasangan NGT ini ada 2 prinsip ada yang mengatakan steril dan ada juga yang
mengatakan bersih. Tapi untuk kedua pendapat ini mempunyai alasan-alasanya yang
masuk akal dan mempunyai referensi, silahkan mau menggunakan yang mana saja
disesuaikan dengan SOP yang digunakan ditempat masing-masing.
Alasan yang mengatakan bahwa pemasangan NGT harus steril
berpedoman bahwa selang adalah benda asing yang akan masuk tubuh (saluran
pencernaan) maka harus steril demi menjaga kemungkinan infeksi. untuk yang
mengatakan bersih karena yakin bahwa prinsip makan adalah bersih, jadi
pemasangan NGT pun dilakuka dengan prinsip bersih.
.
A. Indikasi
1. Untuk
memasukkan nutrisi atau makanan bagi pasien yang sulit menelan.
2. Untuk mendiagnosis suatu penyakit
3. Bilas lambung pada keracunan atau
pendarahan di lambung
B. Kontraindikasi
1. Pasien
dengan trauma cervical
2. Pasien dengan fraktur facialis
3. Pasien dengan varises oesophagus
C. Alat
dan Bahan
1. Selang
nasogastrik tube
2. Jelly
3. Kassa secukupnya
4. Alas dan perlaknya
5. Pinset steril
6. Sarung tangan
7. Stetoskop
8. Spoit 50cc
9. Plester
10. Gunting plester
11. Senter kecil
D. Cara
Pemasangan
1. Mintalah
persetujuan pasien sebelum melakukan tindakan pemasangan NGT. Jelaskan kepada
pasien tentang tujuan pemasangan, proses pemasangan, serta alat yang digunakan
2. Persiapkan alat dan bahannya. Setelah itu
letakkan di tempat yang mudah dijangkau.
3. Cuci tangan 7 langkah sebelum dan sesudahnya.
Gunakan sarung tangan.
4. Posisikan pasien. Jika pasien dalam keadaan
sadar, posisikan pasien setengah berbaring. Namun jika pasien dalam keadaan
tidak sadar, posisikan pasien dalam keadaan berbaring, kepala diangkat sedikit
atau diberi pengganjal agar lurus.
5. Perhatikan cavum nasi (rongga hidung) pasien,
apakah ada polip, benda asing, yang menyebabkan sumbatan pada hidung
6. Pilihlah cavum nasi yang paling longgar untuk
selang NGT masuk.
7. Pasang perlak di dada (bisa disesuaikan dengan
kondisi)
8. Ukurlah panjang selang yang akan dimasukkan
mulai dari telinga ke puncak hidunga, lalu dari telinga ke Proc. Xiphoideus,
bisa juga dari kening langsung ke ke Proc. Xiphoideus. Berikan tanda
9. Oleskan selang dengan jelly 10 -15 cm
10. Jepit selang dengan pinset dan masukkan perlahan ke dalam
cavum nasi, jika terjadi tahanan, instruksikan pasien untuk menelan agar
epiglottis terbuka.
11. Setelah selang NGT masuk mencapi tanda yang telah diukur
tadi, ujilah apakah selang telah masuk ke dalam lambung dengan cara isilah
udara ke dalam spoit 10cc lalu hembuskan secara cepat ke dalam selang NGT lalu
dengarkan dengan stetoskop yang telah diletakkan pada epigastrium. Jika
terdengar bunyi suara, berarti selang telah masuk ke dalam lambung. Tes ini
wajib dilakukan karena ditakutkan NGT masuk ke dalam paru-paru yang dapat
menyebabkan aspirasi.
12. Rekatkan NGT dengan menggunakan plester, plester jangan
sampai menutupi rongga hidung.
13. Selang harus diganti setiap 10 hari.
Source:
Aisyah, PS. Dkk
2011. Modul Keperawatan Medial Bedah. Bandung: Tidak
diterbitkan.
Ramli, R. 2011.
Cara Pemasangan Nasogastrik Tube (NGT. [online] tersedia http://www.artikelkedokteran.com/685/cara-pemasangan-nasogastrik-tube-ngt.html [diakses
08 April 2012]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar