Minggu, 10 Februari 2013

Kejang Pada Anak


Kejang [google image]
Kejang disebabkan oleh pelepasan hantaran listrik yang abnormal di otak. Gejala-gejala yang timbul dapat bermacam-macam tergantung pada  bagian otak yang terpengaruh, tetapi umumnya kejang berkaitan dengan suatu sensasi “aneh”, kekakuan otot yang tidak terkendali, dan hilangnya kesadaran.

Kejang dapat terjadi akibat adanya kelainan medis. Rendahnya kadar gula darah, infeksi, cedera kepala, keracunan, atau overdosis obat-obatan dapat menyebabkan kejang. Selain itu, kejang juga dapat disebabkan oleh tumor otak atau kelainan saraf lainnya. Kurangnya oksigen ke otak juga dapat menyebabkan kejang. Pada beberapa kasus, penyebab kejang mungkin tidak diketahui. Kejang yang terjadi berulang mungkin merupakan suatu indikasi akan adanya suatu kondisi kronik yang dikenal sebagai epilepsi.

Kejang demam merupakan kejang yang cukup sering dijumpai pada anak-anak yang berusia dibawah 5 tahun. Kejang demam dapat timbul bila seorang anak mengalami demam tinggi, biasanya suhu tubuh meningkat dengan cepat mencapai 39 derajat Celsius atau lebih. Walaupun hal ini sangat mengkhawatirkan bagi orang tua, kejang seperti ini umumnya terjadi singkat dan jarang menimbulkan masalah, kecuali bila demam yang terjadi berkaitan dengan infeksi serius seperti meningitis. Anak yang mengalami kejang demam tidak mempunyai kecenderungan untuk mengalami epilepsi.

Apa Yang harus Dilakukan

Anak yang mengalami kejang harus dibaringkan di tempat yang aman agar tidak ada kemungkinan jatuh. Jauhkan benda-benda disekitarnya agar tidak mengganggu. Longgarkan pakaiannya di sekitar kepala dan leher.  Hati-hati bila memasukkan benda-benda di antara gigi anak karena benda tersebut dapat masuk dan membuntu jalan nafas anak. Jangan menahan gerakan-gerakan anak seperti memegangi tangan atau kakinya. Segera miringkan anak apabila kejang telah berhenti.
Selain itu segera hubungi dokter terutama bila:
-          anak tampak kesulitan bernafas
-          anak tampak berwarna kebiruan
-          anak mengalami cedera pada kepalanya
-          anak tampak sakit
-          anak memiliki suatu penyakit bawaan yang mungkin membahayakan seperti kelainan jantung
-          anak sebelumnya dicurigai telah menelan zat-zat tertentu yang dapat menyebabkan keracunan

Jika anak tampak bernafas dengan normal dan kejang hanya terjadi beberapa menit saja, anda dapat menghubungi dokter setelah kejang selesai. Jika seorang anak baru sekali mengalami kejang, segera hubungi dokter bila hal ini terjadi. Sedangkan bila seorang anak sebelumnya pernah mengalami kejang, hubingi dokter bila kejang terjadi lebih dari 5 menit, atau bila kejang yang timbul lain dari kejang yang biasanya timbul.

Umumnya setelah kejang, anak akan tidur dengan “nyenyak”. Periode ini merupakan suatu periode yang dikenal sebagai periode postictal. Hal ini merupakan hal yang normal, dan sebaiknya anak tidak usah berusaha dibangunkan. Jangan memberikan makan atau minum kepada anak bila anak belum benar-benar terbangun dan sadar.

Bila anak memang dinyatakan mengalami kejang demam oleh dokter, umumnya dokter akan menyarankan  agar anak diberi obat penurun panas bila anak demam agar demam dapat terkendali sehingga kejang dapat dicegah. Selain itu, dokter juga akan menyarankan untuk mengkompres anak dengan kain basah untuk membantu mendinginkan anak.
(cfs/kidshealth.org) & http://www.old.pediatric.org




Related Articel:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar