Kamis, 22 November 2012

Cedera Kepala Pada Anak


Cedera Kepala
Cedera kepala merupakan penyebab kematian utama pada anak diatas usia 1 tahun di Amerika Serikat. Cedera kepala atau yang biasa juga disebut trauma kepala mempunyai berbagai dampak antara lain dampak emosi, dampak psikososial dan dampak ekonomi baik bagi anak maupun bagi keluarganya akibat dari lamanya masa perawatan di rumah sakit dan perlunya perawatan jangka panjang pasca trauma.

Otak anak yang lebih lunak dari pada otak orang dewasa menjadikannya lebih mudah mengalami cedera bila terjadi perubahan kecepatan mendadak (trauma).

Trauma kepala selain dapat menyebabkan kematian, juga dapat menyebabkan akibat buruk lain yaitu kecacatan permanen.

10-20% anak yang mengalami cedera kepala berat akan mengalami masalah dengan ingatan jangka pendeknya dan menunjukkan respons yang lebih lambat, terutama jika mengalami koma sekurangnya 3 minggu. Selain itu, lebih dari setengahnya akan mengalami gangguan saraf.

Berbagai macam bentuk trauma kepala secara primer adalah:
  1. Trauma pada kulit kepala
Umunya berupa perdarahan karena robeknya kulit kepala.
  1. Patah tulang kepala
  2. Hilangnya kesadaran sementara
Dapat disertai kejang, muntah, dan gangguan ingatan.
  1. Kerusakan jaringan otak
  2. Timbunan darah dibawah tulang kepala
Karena robeknya pembuluh darah
  1. Adanya benda asing di dalam kepala
  2. Perdarahan di dalam kepala
  3. Kerusakan sel-sel otak menyeluruh

Anak yang mengalami trauma kepala juga sering disertai dengan trauma fisik lainnya. Karena itu anak tersebut harus segera dibawa ke dokter agar dapat dievaluasi dengan cermat sehingga akibat-akibat buruk seperti yang telah disebutkan di atas dapat ditekan serendah-rendahnya.

Secara umum anak-anak yang kesadarannya baik, bertingkah laku normal dan hasil pemeriksaan sarafnya normal setelah mengalami trauma mungkin perlu diobservasi selama 4 jam, dan jika tidak dijumpai kemunduran tanda-tanda vital seperti jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi darahnya, anak dapat diobservasi di rumah dengan saran oleh dokter untuk tetap mengawasi tanda vital sesuai instruksi dokter. Anak-anak tersebut tetap diberi pembatasan aktivitas yang dilaksanakan selama 72 jam. Dan apabila terdapat kemunduran pada jangka waktu tersebut, orang tua disarankan untuk segera membawa anaknya ke rumah sakit.

Indikasi masuk Rumah Sakit adalah:
  1. Penurunan kesadaran
  2. Keadaan kebingungan yang memanjang
  3. Muntah-muntah hebat
  4. Mekanisme terjadinya trauma yang tidak jelas atau terjadinya trauma tanpa ada orang yang menyaksikan
  5. Tanda gangguan saraf terlokalisasi
Misalnya gangguan pernafasan, gangguan bicara, kelumpuhan anggota tubuh
  1. Kejang
  2. Patah tulang kepala
Perlu diwaspadai pula bila anak keluar darah dari mulut, hidung atau telinganya yang dapat berasal dari dalam tempurung kepalanya.

Pada anak yang pulang dari perawatan di Rumah Sakit terdapat beberapa indikasi yang perlu dikerjakan:
  1. Orang tua sebaiknya mengatakan apa adanya yang terjadi pada anak setelah pulang dari RS
  2. Menerangkan pada orang tua dan anak bahwa mungkin masih dijumpai keluhan nyeri kepala dan muntah, diharapkan orang tua mendampingi tidur anak dan mengadakan pengawasan secara berkala kesadaran anak
  3. Mengadakan konsultasi secara berkala dengan anak jika anak dalam keadaan baik
Source (cfs/disederhanakan dari kuliah PKB IKA ke 33)


Related Articel:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar