Cedera Kepala |
Otak anak yang
lebih lunak dari pada otak orang dewasa menjadikannya lebih mudah mengalami
cedera bila terjadi perubahan kecepatan mendadak (trauma).
Trauma kepala
selain dapat menyebabkan kematian, juga dapat menyebabkan akibat buruk lain
yaitu kecacatan permanen.
10-20% anak yang
mengalami cedera kepala berat akan mengalami masalah dengan ingatan jangka
pendeknya dan menunjukkan respons yang lebih lambat, terutama jika mengalami
koma sekurangnya 3 minggu. Selain itu, lebih dari setengahnya akan mengalami
gangguan saraf.
Berbagai macam
bentuk trauma kepala secara primer adalah:
- Trauma pada kulit kepala
Umunya berupa perdarahan karena robeknya kulit kepala.
- Patah tulang kepala
- Hilangnya kesadaran sementara
Dapat disertai kejang, muntah, dan gangguan ingatan.
- Kerusakan jaringan otak
- Timbunan darah dibawah tulang kepala
Karena robeknya pembuluh darah
- Adanya benda asing di dalam kepala
- Perdarahan di dalam kepala
- Kerusakan sel-sel otak menyeluruh
Anak yang
mengalami trauma kepala juga sering disertai dengan trauma fisik lainnya.
Karena itu anak tersebut harus segera dibawa ke dokter agar dapat dievaluasi
dengan cermat sehingga akibat-akibat buruk seperti yang telah disebutkan di
atas dapat ditekan serendah-rendahnya.
Secara umum
anak-anak yang kesadarannya baik, bertingkah laku normal dan hasil pemeriksaan
sarafnya normal setelah mengalami trauma mungkin perlu diobservasi selama 4
jam, dan jika tidak dijumpai kemunduran tanda-tanda vital seperti jalan nafas,
pernafasan dan sirkulasi darahnya, anak dapat diobservasi di rumah dengan saran
oleh dokter untuk tetap mengawasi tanda vital sesuai instruksi dokter.
Anak-anak tersebut tetap diberi pembatasan aktivitas yang dilaksanakan selama
72 jam. Dan apabila terdapat kemunduran pada jangka waktu tersebut, orang tua
disarankan untuk segera membawa anaknya ke rumah sakit.
Indikasi masuk
Rumah Sakit adalah:
- Penurunan kesadaran
- Keadaan kebingungan yang memanjang
- Muntah-muntah hebat
- Mekanisme terjadinya trauma yang tidak jelas atau terjadinya trauma tanpa ada orang yang menyaksikan
- Tanda gangguan saraf terlokalisasi
Misalnya gangguan pernafasan, gangguan bicara, kelumpuhan anggota
tubuh
- Kejang
- Patah tulang kepala
Perlu diwaspadai
pula bila anak keluar darah dari mulut, hidung atau telinganya yang dapat
berasal dari dalam tempurung kepalanya.
Pada anak yang
pulang dari perawatan di Rumah Sakit terdapat beberapa indikasi yang perlu
dikerjakan:
- Orang tua sebaiknya mengatakan apa adanya yang terjadi pada anak setelah pulang dari RS
- Menerangkan pada orang tua dan anak bahwa mungkin masih dijumpai keluhan nyeri kepala dan muntah, diharapkan orang tua mendampingi tidur anak dan mengadakan pengawasan secara berkala kesadaran anak
- Mengadakan konsultasi secara berkala dengan anak jika anak dalam keadaan baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar