Kamis, 15 Maret 2012

Hematology


          Darah memiliki fungsi diantaranya adalah sebagai alat transportasi gas dalam respirasi, membawa keseimbangan Asam & Basa, transportasi nutrisi, hormone dan enzim, membantu proses pembekuan, membantu pengaturan cairan tubuh, sebagai pertahanan mikroorganisme & toksin, serta sebagai mempertahankan pengaturan Suhu tubuh.
Pada orang dewasa darah ± 7-9 % dari berat badan ± ml/kg ± 4-5 L Viscositas 3,5 – 5,5 /1000 air, dengan berat jenis = 1.045 – 1.065 dan PH 7,35 dan 7,45.
Darah terdiri atas komponen-komponen  darah yaitu  plasma 55% & elements 45%. Plasma terdiri atas 90% air, 7% protein, 3% elektrolit, asam amino, glukosa dan nutrisi. Elements atau sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), serta butir pembeku (trombosit).

1.   PROTEIN PLASMA
      Protein plasma terdiri atas :
a)      Albumin       :  Bertanggung jawab meningkatkan retensi air dan menyediakan protein untuk jaringan.
b)     Globulin       :  Antibody yang membantu terhadap pertahanan   penyakit.
c)      Fibrinogen    : Berperan penting untuk koagulasi (penggumpalan) darah.

2.      HEMOGLOBIN
                        Hemoglobin (Hb) berfungsi untuk mengambil oksigen dari paru-paru, mentransportasikan oksigen ke jaringan dalam pembuluh darah, melepaskan oksigen pada jaringan di dalam pembuluh darah, melepaskan Oksigen pada jaringan yang membutuhkan, membawa Carbondioksida sebagai sisametaboloisme dari jaringan paru-paru dan mempertahankan keseimbangan asam basa. Hemoglobin (Hb) memiliki warna ungu kebiruan saat tidak mengandung Oksigen, tetapi akan menjadi berwarna merah saat di penuhi oksigen.
                        Hemoglobin (Hb) yang banyak mengandung oksigen disebutngan oxyhemoglobin,  sedangkan hemoglobin yang bereaksi dengan Carbondioksida disebut  Carbaminohemoglobin.
           
            a).  Transport O2 dalam darah 
                  Hb mengikat O2 dalam dari kantung-kantung alveolus paru-paru sehingga membentuk oxyhemoglobin  dengan berikatan dengan atom besi kemudian ikut sirkulasi darah dalam eritrosit dan akan memindahkan oksigen ke sel yang membutuhkan. Kemampuan ikatan antara O2 dengan Hb lebih rendah dibandingkan dengan zat-zat racun tertentu seperti insektisida, sulfur dioksida,co menyebabkan Hb tidak mampu mengikat O2
           
            b).  Transport CO2 dalam darah
                  Terdapat 3 cara untuk mentransportasikan CO2 dalam darah yaitu :
1.      60% CO2 bereaksi dengan air untuk membentuk Asam karbonat.
2.      30 % CO2 bereaksi langsung dengan Hb membentuk Carbaminohemoglobin.
3.      10 % CO2 diikat langsung oleh plasma dan sel darah merah sebagai molekul CO2.

      3.   ERITROSIT
                        Eritrosit memiliki membrane yang tipis, kuat dan fleksibel sehingga eritrosit dapat bergerak dengan mudah melewati pembuluh darah yang kecil sekalipun. Membran eritrosit dalam kondisi normal cairan dalam sel dengan diluar sel sama. Jika konsentrasi solute plasma meningkat maka air diluar eritrosit lebih rendah dari pada didalm eritrosit dan plasma menjadi hipertonik. Sehingga air meninggalkan sel lebih cepat dari pada yang memasuki sel sehingga sel menjadi menyusut. Sebaliknya jika konsentrasi solute dalam plasma menurun, maka air dalam plasma lebih dibandingkan dengan didalm sel dari pada yang keluar dan sel menjadi bengakak dan mudah pecah. Pecahnya eritrosit disebut dengan hemolisis.
                        Setiap keadaan yang menyebabkan penurunan transportasi jumlah oksigen ke jaringan akan meningkatkan kecepatan pembentukan sel dara merah /eritropoesis.  Adapun beberapa nutrisi penting dalam proses eritropoiesis yaitu :
            a).  Asam amino untuk produksi hemoglobin
            b).  Zat besi untuk produksi heme
            c). Riboflavin, vitamin B12, asam folat untuk pematangn sel
            d). vitamin B6 unuk sintesa hemoglobin.
                         Faktor utama yang dapat merangsang pembentukan sel darah merah adalah Eritropoietin yang di produksi oleh ginjal, Selanjutnya eritropoitein akn meningkatkan proses pembentukan sel darah merah sampai keadaan hipoksia tertanggulangi.
                        Eritropoietin akan merangsang produksi proeritroblas dari sel-sel stemhemopoietik dalm sumsum tulang menjadi Basofil eritroblas, polikromatofil eritroblas, retikulosit akhirnya mejadi eritrosit. Proses pembentukan eritrosit dari prerittoblas sampai dengan polikromatofil eritroblas terjadi di sumsum tulang dan setelah menjadi retikulosit sel darah merah akan dilepaskan ke sirkulasi sampai terjadi proses pematangan yang berlanjut menjadi eritrosit matang dan bersirkulasi sampai sekitar 120 hari sebelum akhirnya rusak.
                        120 hari adalah masa hidup dari eritrosit. Hal ini disebabkan karena tidak memiliki nucleus dan tidak mampu mempertahankan fungsinya. Eritrosit menggunakan glukosa untuk energi tetapi tidak dapat mensintesa banyak protein. Eritrosit yang sudah mulai tua dan rapuh akan masuk ke sinusoid yang ada di limpa. Membrannya menjadi rupture dan sisa-sisa sel di fagositosis oleh makrofag. Makrofag menghancurkan Hb menjadi asam amino dan mengembalikannya kedalam tubuh untuk disintesa kembali menjadi protein yang baru. Heme dari Hb akan dikonversi menjadi biliverdin dan kemudian menjadi bilirubin. Dengan berikatan dengan albumin plasma bilirubin dibawa ke hati. Dihati bilirubin dikonjugasi denganasam glukoronat menjadi bilirubin terkonjugasi dan disekresikan kedalam kandung empedu.

4.   LEUKOSIT
                  Leukosit berfungsi untuk menghancurkan mikroorganisme di daerah infeksi dan membantu menghancurkan bahan-bahan kimia. Produksi Leukosit di sebut dengan Leukopoiesis yang terjadi di jaringan lymphoid seperti kelenjar limfe, limpa dan tonsil. Leukosit diklasifikasikan kedalam : Granulosit dan Agranulosit.

a).  Granulosit
            Terdapat 3 jenis granulosit yaitu :
1.      Neutrofil, seperti amuba berfungsi untuk menghancurkan microorganisme dan partikel-partikel lain. Neutrofil dapat memasuki area yang mengalami luka atau infeksi karena adanya bantuan zat kimia yang menuntun neutropil yang disebut kemotaksis.
2.      Eosinophil, memiliki kemampuan fagositosis dan pergerakan amuboid, granulanya mengandung lisosom. Lebih berperan dalam memfagosit kompleks antigen-antibodi. Eosinofil mengandung plasminogen yang merupakan protein yang membantu dalm proses penghancuran kembali bekuan darah.
3.       Basophil, Granula dari basophil mengandung heparin (anti pembekuan), histamine ( menyebabkan dilatasi pembuluh darah pada tubuh secara umum dan kontriksi pembuluh darah di paru-paru) dan substansi slow-reacting dari alergi (diproduksi pada gejala alergi seperti asthma). Berperan dalam fagositosis  dan dapat menyebabkan shock sirkulasi.
b). Agranulosit
            Terdapat 2 jenis Agranulosit yaitu :
1.       Monosit, memiliki sedikit nonspecific granula lisosom dalam sitoplasmanya, di produksi di sumsum tulang dari monoblas.
2.       Limfosit, terdapat 2 jenis limfosit yaitu Limfosit B dan limfosit T. Limfosit B dan Limfosit T keduanya berperan dalam system immunologi. Namun adapun Perbedaan limfosit B dan limfosit T sebagai berikut :

Limfosit B
Limfosit T
Dibuat dan dimatangkan disumsum tulang
Dibuat disumsum tulang dan dimatangkan ditimus
Berperan dalam imunitas humoral
Berperan dalam imunitas selular
Menyerang antigen yang berada di cairan antar sel
Menyerang antigen yang berada didalam sel
           
5.   TROMBOSIT
      Trombosit memiliki ukuran seperempat ukuran eritrosit. Fungsi utamanya adalah untuk pembekuan darah dan berperan dalam hemostatis penghentian pendarahan dari pembuluh yang cedera. Jumlah normalnya sekitar 350.000/ mm3.


6.   MEKANISME HEMOSTATIS
                        3 bagian mekanisme hemostatis:
                  a).  Fase Vasokontriksi
                        Saat jaringan mengalami kerusakan dan darah keluar dari pembuluh darah, maka pembuluh darah akan berkontriksi untuk mengecilkan permukaan pembuluh darah yang terbuka dan melambatkan aliran darah.
                  b).  Fase Platelet/ agregasi trombosit
                        Pada daerah trauma terjadi edema dan terbentuk kolagen. Garanula melepaskan serotonin, ADP, prostaglandin dan fosfolipid. Serotonin dan prostaglandin menstimulasi vasokontriksi. Fosfolipid mengaktifkan factor pembeku dan ADP menyebabkan platelet menjadi sangat lengaket satu sama lain sehingga membentuk gumpalan platelet menutup pembuluh darah.
                  c).  Fase pembekuan / koagulasi
                        1. Dibantu oleh antihemofilik factor ( AHF), platelet hancur/ pecah melepaskan enzim tromboplastinogenase dan platelet factor.
                        2. Tromboplastinogen berikatan dengan AHF untuk merubah globulin plasma. Tromboplastinogen berubah menjadi enzim tromboplastin
                        3.   Tromboplastin berikatan dengan ion Cauntuk mengubah protein plasma yang tidak aktif menjadi enzim yang aktif trombin.
                        4.   Trombin bekerja sebagai katalis untuk merubah soluble plasma protein. Fibrinogen menjadi insoluble plasma protein fibrin.
                        5.   Fibrin menjadi benang-benang yang menjerat sel-sel darah dan membantu membentuk bekuan.

7.   ANTIKOAGULAN
Antikoagulan adalah mencegah pembekuan darah dengan jalan menghambatan pembentukan atau menghabat fungsi beberapa faktor pembekuan darah .

  1. KARAKTERISTIK GOLONGAN DARAH
Karl Landsteiner mengemukakan manusia memiliki 2 golongan glikoprotein di permukaan sel darah merah yaitu antigen A dan B yang membentuk aglutinogen dan gumpalan sel darah merah yang di sebut hemagglutination.
1.      Golongan A memiliki aglutinogen A
2.      Golongan B memiliki aglutinogen B
3.      Golongan AB memiliki aglutinogen AB
4.      Golongan O tidak memiliki aglutinogen A+B


Related Articel:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar