Sabtu, 17 Maret 2012

Humanistik & Bihavioristik

A.    Teori kepribadian humanistik
a. Ciri teori kepribadian humanistik
Menurut Abraham Maslow teori ini merupakan mazhab ketiga dalam perkembangan psikologi, lahir sebagai reaksi atas teori-teori Behaviorisme (kental dengan sifat behavioristik, asosianistik dan eksperimental) dan Psikoanalisis (depth psychology dengan sifat klinis-pesimistik).
Teori ini juga dapat diartikan suatu telaah terhadap sisi-sisi yang lebih bermanfaat, bermakna dan dapat diterapkan bagi kemanusiaan, yang kemudian menjadi titik tolak bagi pengembangannya.
Teori belajar humanistik berpendapat bahwa teori belajar apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yang belajar secara optimal. Hal ini menjadikan teori belajar humanistik bersifat sangat elektif.
·          Menurut Abraham Maslow dimana manusia sebagai makhluk biopsikososial yang membutuhkan faktor-faktor tertentu untuk pengembangan dirinya yaitu :
1. Kebutuhan Fisiologis
Dimana seorang manusia bersifat homeostatis yakni usaha menjaga keseimbangan unsur-unsur fisik seperti Makan, Minum.
2. Kebutuhan akan Rasa Aman
Manusia memerlukan keamanan, stabilitas, proteksi, struktur hukum, keteraturan, batas, kebebasan dari takut dan cemas.
3. Belongingness and love needs
Manusia memiliki keinginan untuk dimiliki dan dicintai mencintai
            4. Harga Diri
Manusia dapat menghargai dirinya sendiri serta dihargai oleh orang lain.
            5. Aktualisasi diri
Dimana pentingnya kesadaran individu akan perbedaan, dengan memperhatikan aspek-aspek kemanusiaan. Menggali dan menemukan sisi-sisi kemanusiaan, pada taraf tertentu akan sampai pada penemuan diri. Proses belajar yang ada pada diri manusia adalah proses untuk sampai pada aktualisasi diri (learning how to be). Belajar adalah mengerti dan memahami siapa diri kita, bagaimana menjadi diri sendiri, apa potensi yang kita miliki, gaya apa yang kita miliki, apa langkah-langkah yang kita ambil, apa yang dirasakan, nilai-nilai apa yang kita miliki dan yakini, kearah mana perkembangan kita akan menuju. Belajar di satu sisi adalah memahami bagaimana kita berbeda dengan yang lain (individual differences), dan di sisi lain adalah memahami bagaimana kita menjadi manusia sama seperti manusia yang lain.
·      Menurut Habermas, belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud adalah lingkungan alam maupun lingkungan sosial, sebab antara keduanya tidak dapat dipisahkan.
           Menurutnya ada 3 tipe belajar :
a.       Belajar Teknis (technical learning) yaitu bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar. Pengetahuan dan keterampilan apa yang dibutuhkan dan perlu dipelajari agar mereka dapat menguasai dan mengelola lingkungan sekitarnya dengan baik.
b.      Belajar Praktis (practical learning) yaitu bagaimana seseorang dapat berinterkasi dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang-orang disekelilingnya dengan baik. Dimana Kegiatan belajar lebih mengutamakan terjadinya interaksi yang harmonis antara sesama manusia.
c.       Belajar Emansipatoris (emancipatory learning), menekankan upaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang benar untuk mendukung terjadinya transformasi kultural tersebut.
Adapun beberapa tokoh lainnya penganut aliran humansitik, diantaranya adalah :
·      Kolb yang terkenal dengan “belajar empat tahap”,
·      Honey dan Mumford dengan “pembagian tentang macam-macam siswa”,
·      Bloom dan Krathwohl yang terkenal dengan “taksonomi bloom.”



B.    Analisis teori kepribadian humanistik
Menurut teori humanistik tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia. Tujuan utama dari teori ini adalah untuk membantu agar dapat mengembangkan diri individu tersebut, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yanga ada pada diri individu.
Teori humanistik ini tepat untuk diterapkan dalam materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan pribadi, hati nurani, perubahan sikap, analisis terhadap fenomena sosial. Alat ukur dari keberhasilannya adalah individu merasa senang, bersemangat, memiliki inisiatif dalam belajar dan terjadinya perubahan pola pikir perilaku atas kesadarn dan keinginan dri diri sendiri.
Namun, apabila tidak terkontrol, individu akan mempunyai sikap egois yang tinggi. Melakukan apa yang mereka inginkan tanpa batas, individu tersebut tidak mengetahui bahwa dirinya memiliki kepribadian yang unik. Teori ini lebih bertujuan pada semangat yang dimilki oleh individu.

C.    Ciri teori kepribadian behavioristik
Teori-teori behavioristik menekankan proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar dalam menjelaskan perilaku. Menurut teori-teori behavioristik, semua bentuk tingkah laku manusia merupakan hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses penguatan. Pendekatan behaviorisme merupakan perspektif tentang karakteristik alamiah manusia dan strategi ilmiah untuk mempelajari individu. Pendekatan teori pembelajaran behavioristik terhadap kepribadian memiliki dua asumsi dasar, yaitu:
1. Perilaku harus dijelaskan dalam kerangka pengaruh kausal lingkungan terhadap diri orang tersebut
2. Pemahaman terhadap manusia harus dibangun berdasarkan riset ilmiah objektif dimana variabel dikontrol dengan seksama dalam eksperimen laboratorium.
Walaupun para behavioris tertarik untuk memahami individu manusia, namun untuk eksperimen laboratorium biasanya menggunakan binatang. Menurut pandangan behavioristik, individu bertindak karena kekuatan lingkungan yang menyebabkan ia melakukan hal tersebut. Perilaku bersifat responsif terhadap variabel penguatan dalam lingkungan dan lebih tergantung pada situasi.
Behavioris menyadari bahwa individu memiliki pikiran dan perasaan, akan tetapi pikiran dan perasaan tersebut sebagai perilaku yang juga disebabkan oleh lingkungannya. Para behavioris, menyatakan bahwa istilah kepribadian hanyalah label yang bersifat deskriptif. Kepribadian menurut pandangan ini merupakan pola deskriptif pengalaman psikologis yang pada kenyataannya diakibatkan oleh lingkungan. Oleh karena itu, bagi para behavioris pemahaman terhadap hubungan pembelajaran bisa jadi menggantikan semua teori kepribadian.

D.    Analisis teori kepribadian behavioristik
Teori behavioristik adalah proses dimana terjadinya perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Akibat dari interaksi ini adalah seseorang memiliki pengalaman baru, yang menyebabkan mereka membentuk tingkah laku dengan cara yang baru.
Teori ini tepat diaplikasikan untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan kebiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan dalam berfikir, kecepatan dalam merespon dan menanggapi rangsangan.
Namun, apabila teori ini salah dalam penerapannya maka akan mengakibatkan terjadinya interaksi yang tidak menyenangkan. Teori ini lebih menuju kepada lebih memperbaiki kesalahan-kesalahan dengan menanggulangi dan mempelajari kesalahan tersebut supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi suatu kebiasaan.



Related Articel:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar